PEDOMAN BUDIDAYA SINGKONG SAMBUNG
PANSU
Oleh:
Sabirin
Pertimbangan utama memilih usaha di
sector pertanian saat ini adalah dengan tingkat keamanan, simple dan tidak
merepotkan, menjualnya mudah, dan beruntung lumayan. Salah satu yang menjadi
pilihan dengan pertimbangan tersebut adalah menanam singkong sambung dengan
tingkat keamanan paling tinggi (tidak diminati untuk dimakan manusia dan ternak
secara langsung), tidak merepotkan (waktu sangat hemat), mudah menjualnya
karena langsung diterima pabrik kapan saja dan berapa saja, dan menguntungkan
karena harga singkong sudah sangat baik.
Kapan lagi kalua tidak memulai sekarang
juga, tidak bisa luas mulai dari lahan yang tersedia. Perluas dan kembangkan
jika sudah merasakan manisnya hasil singkong sambung ini. Untuk itu tulisan
dibawah ini disusun untuk dapat dijadikan pedoman bersama bagi semua khalayak
yang akan mempraktekkan menanam Singkong Sambung PANSU. Selamat mencoba dan
pasti berhasil.
Ada 4 kiat utama dalam mengembangkan
singkong sambung, pertama cari lahan yang pada musim penghujan tidak terjadi
genangan, pilih bibit singkong sambung yang sudah teruji, gunakan pupuk organic
lebih banyak dengan minimal 2 kg/batang dan kendalikan gulma serta tungau merah
pada musim kering. Uraian secara rinci akan dibahas pada tulisan di bawah ini.
2.
PENGOLAHAN
TANAH
Gemburkan
tanah dengan cara dibajak menggunakan traktor kemudian buat bedengan tunggal (bokoran)
dengan ukuran 1,5mx1,5m dengan tinggi bedengan 30-40cm dan panjang disesuaikan
dengan kondisi panjang lahan. Jika tanahnya memungkinkan untuk tidak dibedeng
juga tidak ada masalah, yang penting kondisinya gembur, karena dengan tanah
yang gembur pada dasarnya pembedengan tidak diperlukan.
Dari
pengalaman banyak pekebun dan petani singkong disebutkan bahwa lahan tanaman
singkong akan dapat berproduksi secara optimal jika lahan yang ada terbuka dan
tidak terlindung dengan pepohonan yang lain, karena dengan terbukanya lahan
sinar matahri akan memenuhi kebutuhan dalam proses pertumbuhan singkong.
3.
PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK PANSU.
Setelah
bedengan tunggal (bokoran) atau barisan tanaman sudah dipersiapkan, tepat
diatas bokoran yang diponcong taburkan Pupuk Organik PANSU di titik penanaman
stek singkong sebanyak 2 kg per titik tanam atau dengan menempatkan pupuk
tersebut ditempat yang cocok. Setelah selesai menempatkan Pupuk Organik PANSU,
lakukan penyiraman dengan Pupuk Organik Cair sebanyak 80-100 ml dengan
menggunakan gembor. Jika di lahan yang ada sering diketemukan penyakit umbi
yang biasanya jamur (Phytopthora sp),
dapat diaplikasikan PGPR yang dicampurkan pada POC yang digunakan.
4.
PENYIAPAN
BIBIT DAN PENANAMAN
a.
Penyediaan
bibit.
Bibit
dapat dipersiapkan ataupun dipesan dengan membeli dari PANSU secara langsung. Pemasanan
bibit segera dilakukan karena pemesan akan menunggu sesuai dengan daftar tunggu
pembeli yang ada. Untuk menyiaplan/memesan bibit ini diperlukan waktu sekitar 3
sampai 4 minggu, kecuali stok bibit di PANSU memang masih tersedia. Untuk tanda
pesan/order bibit pembeli mesti meningalkan DP (down payment) sebesar 25% dari
jumlah harga pembelian dan jika sudah tersedia maka pihak manajer bibit PANSU
akan segera menghubungi pembeli.
Menyediakan bibit singkong sambung memerlukan
keterampilan khusus dan untuk mendapatkan bibit sambung secara mudah dapat
dipesan di PANSU dengan harga damai. Jika pesanan cukup besar, maka akan
difasilitasi oleh Tim PANSU. Sebagai gambaran harga bibit sambung siap tanam
adalah berdasarkan harga ubi di pabrik (saat pesanan bibit) jika harga jual ubi
di pabrik Rp 800/kg, maka harga bibit sambung siap tanam adalah senilai 2-3 kg
ubi yakni Rp 1.600/batang s/d Rp 2.400/batang. Saat ini ditetapkan bahwa harga
bibit ditingkat konsumen langsung Rp 2.000/batang.
b.
Penanaman
bibit/stek singkong.
Bibit/stek yang telah dipersiapkan ditanamkan dengan
kedalaman 3 s/d 5 cm tepat pada setiap tumpukan pupuk organik yang telah
disiram dengan PPC dengan menggunakan tali agar barisan yang terbentuk lurus
dan enak dipandang mata.
Penanaman akan berhasil baik saat kondisi tanah masih
mengandung banyak air. Penanaman akan lebih baik jika pada awal ataupun akhir
musim penghujan, namun jangan sampai lahan yang ada tergenang.
c.
Penyulaman
tanaman mati.
Tanaman yang mati perlu dilakukan penyulaman dengan menggunakan
bibit yang dipersiapkan lebih dan selalu ditanam rapat di bagian pinggir
tanaman yang memang dipersiapkan untuk itu. Seminggu setelah tanaman mulai
tumbuh tunas dilakukan pengecekan terhadap tanaman yang mati dan segera
dilakukan penyulaman.
5. PEMBUMBUNAN
DAN PENGENDALIAN RUMPUT
Pengendalian
rumput atau gulma diusahakan bersamaan dengan proses
perlakuan pembumbunan tanaman setelah pemupukan dilakukan. Namun jika tidak mampu mengendalikan secara manual, akan
dipersiapkan anti rumput yang dipersiapkan oleh PANSU. Atau banyak jenis racun
yang dijual di pasaran.
Jika tanah yang ada sudah gembur, maka
pembumbunan tampaknya tidak diperlukan dan tidak diperlukannya pembumbunan juga
akan menghemat biaya.
6.
PEMUPUKAN
Pupuk yang diperlukan telah disiapkan
oleh PANSU, namun jika tidak/belum tersedia maka akan menggunakan pupuk NPK
yang paling murah. Disamping pupuk padat, pupuk cair baik untuk pertumbuhan vegetatif
(dibawah 5 bulan) dan untuk pertumbuhan generatif (diatas 5 bulan) yang akan
dipersiapkan secara khusus oleh PANSU. Adapun cara dan aplikasi pupuk yang
diterapkan adalah sebagai berikut:
No
|
Umur Tanaman
|
Jenis Pupuk
|
Dosis
|
Cara Aplikasi
|
1
|
3 minggu
|
Pupuk NPK
|
30 gram/ pohon
|
Ditugalkan pada ketiga sisi batang
tanaman dan masing-masing diisi dengan 10 gram/lubang dan ditutup.
|
2
|
5 minggu
|
Pupuk Cair
Daun
|
2 ltr/ha
|
Campur dengan
400 liter air dan disiramkan ke bagian akar tanaman masing-masing 80 ml.
|
3
|
8 minggu
|
Pupuk NPK
|
30 gram/ pohon
|
Ditugalkan pada ketiga sisi batang
tanaman dan masing-masing diisi dengan 10 gram/lubang dan ditutup.
|
4
|
9 minggu
|
Pupuk Cair
Daun
|
2 ltr/ha
|
Campur dengan
400 liter air dan disiramkan ke bagian akar tanaman masing-masing 80 ml.
|
5
|
12 minggu
|
Pupuk cair
Daun
|
1 ltr/ha
|
Campur dengan
200 liter air dan semprotkan pada bagian bawah daun (ini dilakukan kalau
tanaman masih kurus atau daun menguning).
|
6
|
14 minggu
|
Pupuk Cair
Daun
|
2 ltr/ha
|
Campur dengan
400 liter air dan disiramkan ke bagian akar tanaman masing-masing 80 ml.
|
7
|
16 minggu
|
Pupuk cair
Daun
|
1 ltr/ha
|
Campur dengan
200 liter air dan semprotkan pada bagian bawah daun (ini dilakukan kalau
tanaman masih kurus atau daun menguning).
|
8
|
18 minggu
|
Pupuk cair
Daun
|
1 ltr/ha
|
Campur dengan
200 liter air dan semprotkan pada bagian bawah daun (ini dilakukan kalau
tanaman masih kurus atau daun menguning).
|
9
|
20 minggu
|
Pupuk NPK
|
30 gram/ pohon
|
Ditugalkan pada ketiga sisi batang
tanaman dan masing-masing diisi dengan 10 gram/lubang dan ditutup.
|
10
|
24 minggu
|
Pupuk Cair
Buah
|
2 ltr/ha
|
Campur dengan
400 liter air dan disiramkan ke bagian akar tanaman masing-masing 80 ml (ini
dilakukan rutin setiap bulan sampai menjelang panen).
|
11
|
26 minggu
|
Pupuk Cair
Buah
|
1 ltr/ha
|
Campur dengan
200 liter air dan semprotkan pada bagian bawah daun (ini dilakukan rutin
setiap bulan sampai menjelang panen).
|
7.
PEMBUANGAN
CABANG/TUNAS
a. Pembuangan
cabang/tunas lain.
Pembuangan
cabang/tunas lain pada tanaman singkong sambung ini mutlak dilakukan. Tunas
ataupun cabang-cabang yang tumbuh diluar cabang yang diiinginkan diharapkan
akan mampu membentuk tumbuhnya tanaman singkong yang diharapkan.
Tunas
yang keluar dari selain tunas yang diharapkan dilakukan setiap bulan sekali,
namun biasanya hanya 2 bulan pertama membutuhkan perhatian, setelah itu sudah
tidak ada tumbuh tunas-tunas yang tidak diharapkan.
Hanya
cabang utama dari proses bibit sambungan yang diharapkan akan terus berkembang,
sehingga batang akan menjadi tumbuh dan kokoh untuk membentuk batang sesuai
dengan yang diharapkan.
b.
Pemangkasan
bentuk/ketinggian.
Namun setelah proses penyambungan, maka tunas untuk
batang atas yang dihidupkan hanya 1, walaupun nantinya akan dipelihara 3 cabang
payung yang tumbuh dari batang atas. Pemotongan dilakukan dengan mengusahakan
dengan ketinggian yang sama, sehingga dapat menggunakan tali yang diikat pada
ujung ke ujung sebagai pedoman ketinggian.
Adanya pemangkasan ketinggian ini diharapkan tanaman
singkong yang ada akan tumbuh seragam dengan ketinggian yang relatif sama.
8.
PERAWATAN
DAN PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Berbagai hama penyakit yang timbul akan
dapat diketahui sedini mungkin, karena dilakukan proses pengamatan secara 2
mingguan atau bulanan. Jika ditemukan
hama dan penyakit tertentu akan digunakan cara-cara yang paling aman.
No
|
Jenis Hama/Penyakit
|
Gejala dan Cara Pengendalian
|
|
Uret
(Xylenthropus sp)
|
Ciri: berada dalam akar dari
tanaman.
Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar
batang dan umbi dirusak.
Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada
saat tanam dan atau mencampur saponin ataupun Metarrizium pada saat
pengolahan lahan.
|
|
Tungau
merah (Tetranychus bimaculatus)
|
Ciri: menyerang pada permukaan
bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut.
Gejala: daun akan menjadi kering.
Pengendalian:menanam varietas toleran dan menyemprotkan
air yang diberi sabun cair.
PANSU juga sudah menyiapkan bahan untuk mengndalikan
Tungau Merah ini dengan nama MENASIL. Bahan tersebut diramu dari daun Nimba
yang cukup baik untuk mengendalikan hama tungau ini.
|
|
Bercak
daun bakteri
|
Penyebab:
Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG .
Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak
dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati.
Pengendalian: menanam varietas yang tahan, memotong
atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan
sanitasi kebun
|
|
Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)
|
Ciri:
hidup di daun, akar dan batang.
Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram
air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk.
Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam
varietas yang tahan dan melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang
sakit berat.
|
|
Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
|
Gejala:
daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan
daun mati.
Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam,
penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta
melakukan sanitasi kebun.
|
|
Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
|
Penyebab:
cendawan yang hidup pada daun.
Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama
pada daun muda.
Pengendalian:memperlebar jarak tanam, mengadakan
sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit
|
Setelah
semua kegiatan di atas dilakukan maka pada bulan ke-6 sampai bulan ke-12
kegiatan kita hanya tinggal memonitor perkembangan tanaman hingga panen. Hal yang penting adalah aplikasi pupuk cair buah baik
secara siram dan juga penyemprotan yang secara rutin dilakukan setiap bulan.
9.
PENGENDALIAN
AIR
Ketersediaan
air untuk menjaga pertumbuhan tanaman singkong menjadi penting, jika lahan
kondisinya kering maka pemberian air diperlukan. Namun jika air berlebih, maka
perlu dikendalikan dengan cara mengalirkan air pada saluran pembuangan. Air
yang menggenang akan membusukkan umbi yang sudah terbentuk dan kekurangan air
umbi juga akan lambat berkembang.
10. PANEN
Setelah
tanaman berumur 11 s/d 12 bulan maka tanaman singkong bisa dipanen dengan cara
memangkas batang kemudian dikumpulkan untuk bahan tanam berikutnya kemudian
pangkal batang dicabut dan umbinya dikumpulkan sehingga memudahkan dalam
pengangkutan.
Biaya yang diperlukan untuk mengelola usaha budidaya
singkong sambung ini meliputi biaya lahan dan operasional. Biaya lahan akan
kembali utuh karena dalam bentuk system gadai untuk jangka waktu 2 tahun
(sesuai perjajian). Sedang Biaya operasional akan ditentukan sesuai dengan
pengalaman pertama yang akan dijalani dan ikut harga pasar yang berjalan di masing-masing
lokasi budidaya singkong yang dijalankan. Pelaksana lapangan akan merekam
pembiayaan yang dikeluarkan sesuai dengan realisasi dan didukung dengan
kuitansi pengeluaran. Namun gambaran biaya 1 hektar lahan diperlukan antara 23
s/d 25 juta/hektar.
12. PEMASARAN.
Pemasaran singkong segar
khususnya untuk tujuan prosesing menjadi tapioka ataupun mocaf (modified
cassava flour) sangatlah mudah. Pabrik pengolah sudah menanti, bahkan para agen
sudah banyak yang melakukan pembelian langsung di lahan pekebun.
Pabrik akan menerima kapan saja
dan pada saat-saat singkong melimpah, pabrik akan bekerja 24 jam. Dengan
demikian tidak ada keraguan bagi pekebun singkong dalam memasarkan hasil yang
telah didapatkan.
Disamping pabrik, pekebun juga
dapat mengolahnya menjadi gaplek sebagai bahan pangan dan juga industri pakan
ternak. Jika dapat melakukan proses menjadi gaplek, maka nilai tambah akan
didapatkan lebih banyak.
13. KEUNTUNGAN USAHA.
Berdasarkan perhitungan yang
ada dengan populasi tanaman per hektar mencapai 4000 sampai 4500 batang dengan
rata-rata produksi perbatang 50 kg, akan dihasilkan ubi kayu segar sebannyak
200 ton s/d 225 ton dengan harga jual bersih Rp 650/kg, maka didapatkan hasil
penjualan sebesar Rp 130 juta s/d 146 juta. Namun jika dirata-ratakan produksi
perbatang 35 kg, akan dihasilkan uang sebesar Rp 91 jt s/d 102 juta. Besar dan
kecilnya produksi yang dihasilkan sangat tergantung pada perawatan yang
dilakukan oleh pekebun.
Demikian Pedoman ini disusun
untuk dapat dijadikan acuan bagi pelaksana lapangan dan akan terus
disempurnakan untuk masa-masa berikutnya. Terima kasih (Sbr/Feb/2012).
14. RINCIAN PEMBIAYAAN.
No
|
Uraian
|
Volume
|
Satuan
|
Harga
|
Jumlah
|
1
|
Sewa lahan
|
1
|
ha
|
2,800,000
|
2,800,000
|
2
|
Membabat lahan
|
1
|
ha
|
750,000
|
750,000
|
3
|
Mentraktor lahan (2 kali)
|
1
|
ha
|
1,250,000
|
1,250,000
|
4
|
Menyiapkan bibit (Bibit Sambung PANSU)
|
4000
|
ha
|
2,000
|
8,000,000
|
5
|
Menanam stek (rendam ke PPC Daun dahulu)
|
16
|
HK
|
35,000
|
560,000
|
|
Sub-total
|
|
|
|
10,210,000
|
6
|
Belanja Bahan:
|
|
|
|
|
|
Pupuk Organik 2 kg/batang
|
4000
|
batang
|
700
|
5,600,000
|
|
NPK 50 gr/pohon 2 kali aplikasi
|
400
|
kg
|
4,000
|
1,600,000
|
|
PPC Daun 6 kali aplikasi @ 2 liter
|
12
|
liter
|
15,000
|
180,000
|
|
PPC Buah 5 kali aplikasi @ 2 liter
|
10
|
liter
|
15,000
|
150,000
|
|
Herbisida 2 kali aplikasi @ 2 liter
|
4
|
liter
|
60,000
|
240,000
|
|
Sub-total
|
|
|
|
7,770,000
|
7
|
Belanja Alat:
|
|
|
|
|
|
Sprayer Jerman
|
2
|
unit
|
420,000
|
840,000
|
|
Drum 1 buah
|
1
|
unit
|
200,000
|
200,000
|
|
Plastik lembaran untuk stok air
|
10
|
meter
|
5,000
|
50,000
|
|
Gayung/timba
|
4
|
buah
|
15,000
|
60,000
|
|
Sub-Total
|
|
|
|
1,150,000
|
8
|
Tenaga Kerja:
|
|
|
|
|
|
Memupuk NPK 4 orang
|
4
|
HK
|
50,000
|
200,000
|
|
Memupuk Organik
|
3
|
HK
|
50,000
|
150,000
|
|
Memupuk cair 11 aplikasi 3 orang
|
66
|
HK
|
50,000
|
3,300,000
|
|
Meracun rumput 2 kali aplikasi 4 orang
|
8
|
HK
|
50,000
|
400,000
|
|
Menyisip tanaman sakit/mati
|
4
|
HK
|
50,000
|
200,000
|
|
Sub-Total
|
|
|
|
4,250,000
|
|
TOTAL/HEKTAR
|
|
|
|
23,380,000
|
15. RUANG KONSULTASI
Jika
dalam membudidayakan singkong sambung PANSU banyak mengalami masalah, ruang
konsultasi gratis terbuka untuk umum yakni di:
Outlet
Lapangan: Desa Sekip Gang Kebun Sayur No.38 Lubuk Pakam Deli Serdang-Sumatera
Utara, Telp: 061-7952655; atau 08126098202; 082160384968. Khusus diskusi
dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu (08.00-18.00 WIB). Via email: poskopansu@telkom.net
atau sabirin20215@yahoo.com.