Powered By Blogger

Senin, 02 Juli 2012

HAMA KUTU DAUN MENGGANAS DI MUSIM KEMARAU

HAMA KUTU DAUN MENGGANAS DIMUSIM KEMARAU


Seiring dengan hadirnya musim kemarau, tantangan bagi petani tanaman semusim adalah hadir dan melimpahnya hama. Khusus hama pada tanaman singkong yang mengkhawatirkan adalah serangan Tunga Merah (Tetranychus urticae). Seperti terlihat pada gambar diatas bahwa tanaman singkong akan meranggas dengan mulai berguguran daun-daun dari tangkai bagian tengah dan bawah pada batang utama



Gejalan lain yang terlihat pada tanaman singkong yang terserang kutu ini adalah tampak daun tanaman seperti mengeras dan tumbuhnya tunas-tunas baru pada setiap ketiak tangkai daun. Namun calon-calon tunas yang tumbuh juga akan terserang oleh kutu-kutu yang memang hadir di musim kemarau ini. Coba lihat tanaman seperti dibawah ini.

Hama ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun, tetapi petani hanya menganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan. Penelitian menunjukkan penurunan hasil akibat serangan hami ini dapat mencapai 20-53%, tergantung umur tanaman dan lama serangan. Bahkan berdasarkan penelitian di rumah kaca. Serangan tungau merah yang parah dapat mengakibatkan kehilangan hasil ubi kayu hingga 95%. Tungau dapat menyebabkan kerusakan tanaman ubi kayu dengan cara mengurangi luas areal fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan penurunan hasil panen ubi kayu. Kerusakan tanaman dapat diperparah oleh kondisi musim kering, kondisi tanaman stress air, dan kesuburan tanah yang rendah.

Untuk pengendalian tungau merah sebaiknya ubi kayu ditanam di lahan pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan tungau, dengan tenggang waktu maksimum 2 bulan. Jika terlambat ditanam, peluang terjadinya serangan lebih lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan semakin tinggi. Namun cara yang paling praktis, stabil dan ekonomis adalah dengan menanam varietas singkong yang tahan tungau. Petani dapat memilih jenis-jenis varitas singkong yang telah terbukti tahan terhadap serangan kutu merah ini. Menurut para peneliti Varietas Adira-4 dan Malang-6 cukup tahan tungau.

Jika dilihat dari bio-ekologi Tungau Merah ini, telah diketahui bahwa siklus hidupnya antara 8 sampai 40 hari (lihat gambar). Jika musim kemarau cukup panas dan tersedia makanan yang melimpah serta tidak ada musuh alaminya, maka umurnya akan panjang. Namun jika musim penghujan walaupun makanan melimpah maka umurnya akan pendek.

Tungau merah secara alami akan hilang atau populasinya akan mengecil ketika musim penghujan telah tiba. Hal ini karena di alam juga telah tersedia berbagai musuh alami yang mampu menekan tungau ini seperti kumbang helm atau Kumbang Coccinelide (seperti terlihat di gambar atas). Sedang pengendali secara botanis dapat menggunakan daun Nimba yang diekstrak dan disemprotkan pada pagi hari atau sore hari dan diaplikasikan di bagian bawah daun khususnya daun-daun pucuk.

Untuk membuktikan bahwa tanaman singkong yang dibudidayakan terserang kutu daun merah dapat melihat langsung daun tanaman yang ada. Coba perhatikan dengan teliti pada bagian bawah daun, bila perlu menggunakan kaca pembesar. Namun dengan mata telanjang hama kutu ini juga masih dapat mudah terlihat dengan jelas. Coba lihat foto dibawah ini yang merupakan kutu daun merah yang ada pada daun singkong.


PANSU sendiri telah mengembangkan pengendali kutu merah ini dengan Merk MENASIL dengan harga yang sangat terjangkau bagi petani kecil. Cukup dengan menyemprotkan MENASIL tersebut 2 atau 3 kali aplikasi yang dilakukan dengan menyemprotkan pada daun-daun terserang di bagian bawah daun, baik pada pagi hari dibawah jam 8 dan sore hari setelah jam 5. MENASIL tidak akan membunuh musuh alami kumbang helm, sehingga tungau yang masih tersisa di pohon singkong akan dikendalikan oleh predator ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar